Rabu, 30 November 2016

terjemah dan tafair Surah Al-A’raf (ayat 54-58 )


Ayat-Ayat Tentang Alam



A.    Surah Al-A’raf (ayat 54-58 ) :

إِنَّ رَبَّكُمُ اللّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثاً وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالأَمْرُ تَبَارَكَ اللّهُ رَبُّ الْعَالَمِين٥٤

 ٥٥. ادْعُواْ رَبَّكُمْ تَضَرُّعاً وَخُفْيَةً إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

٥٦. وَلاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفاً وَطَمَعاً إِنَّ رَحْمَتَ اللّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ

وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْراً بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ حَتَّى إِذَا أَقَلَّتْ سَحَاباً ثِقَالاً سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَنزَلْنَا بِهِ الْمَاء فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ كَذَلِكَ نُخْرِجُ الْموْتَى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُون٥٧َ

٥٨. وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ وَالَّذِي خَبُثَ لاَ يَخْرُجُ إِلاَّ نَكِداً كَذَلِكَ نُصَرِّفُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ



Artinya :

54. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy . Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.

55. Berdo'alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas .

56. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo'alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

57. Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.

58. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.



B.   Tafsir :

Ayat 54 : Sebagaimana berulang–ulang telah dikatakan dan telah ditafsirkan dalam bahasa Arab bahwa Allah itu mempunyai dua sifat pokok yaitu ILAAH dan RABBUN sebagai pencipta menjadikan daripada tidak ada kepada ada. Dia adalah LILAAH. Tidak ada yang menciptakan Alam ini selain Dia. Dia sendirilah RABBUN, tidak ada rabbun atau arbaab yang lain. Ini selalu dijelaskan  dan karena banyak manusia mengajui bahwa Ilaah itu memang hanya satu, yaitu Allah. Tetapi kelak dalam persembahan dan pemujaan, dalam ibadat dan meminta tolong mereka mempersekutukan dengan yang lain. Hanya dialah yang menciptakan langit dan seisinya dalam 6 hari.[1]

Ada yang memahaminya dalam arti enam kali 24 jam. Kendati ketika itu Matahari, bahkan alam raya belum tercipta, dengan alasan ayat ini ditunjukkan kepada manusia dan menggunakan bahasa manusia, sedang manusia memahami sehari sama dengan 24 Jam. Ada lagi yang memahaminya dalam arti, hari menurut perhitungan Allah, sedang menurut al-Qur’an : “Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitungan kamu”[2]

Selanjutnya, informasi tentang penciptaan alam dalam enam hari mengisyaratkan tentang qudrah dan ilmu, serta hikmah Allah SWT. Merujuk kepada qudrahnya, maka penciotaan alam tidak memerlukan waktu sesuai dalam surah Yasin ayat 82. “Sesungguhnya perintahnya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: Jadilah! Maka terjadilah ia”.[3] Di tempat lain telah ditegaskan, “Dan, perintah kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata”.[4] Tetapi hikmah dan ilomunya menghendaki agar alam raya tercipta dalam enam hari untuk menunjukkan, bahwa ketergesa-gesaan bukanlah sesuatu yang terpuji, tetapi yang terpuji adalah keindahan dan kebaikan karya, serta persesuaian dengan hikmah dan kemaslahatan.

FirmanNya : ( ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ ) juga menjadi bahasan para ulama’. Ada yang enggan menafsirkannya, hanya Allah SWT yang tahu maknanya. Demikian ungkapan ulama-ualama salaf (Abad I-III H). “Kata (اسْتَوَى) dikenal oleh bahasa, kaifiyat/caranya tidak diketahui, mempercayainya adalah wajib dan menanyakannya adalah bid’ah”. Demikian ucap Imam malik ketika makna kata tersebut ditanyakan kepadanya. Ulama-ulama sesudah abad III, berupaya menjelaskan maknanya dengan mengalihkan makna kata istawa’ dari makna dasarnya, yaitu bersemayam kemakna majazi yaitu “berkuasa”, dan dengan demikian penggalan ayat ini bagaikan menegaskan tentang kekuasaan Allah SWT.[5]

Walaupun yang disebutkan dalam ayat ini hanya langit dan bumi saja, tetapi yang dimaksud ialah semua yang ada dialam ini, katrena yang dimaksud dengan langit ialah semua alam yang diatas, dan yang dimaksud dengan bumi adalah semua alam di bawah, dan termasuk pula alam yang ada diantara langit dan bumi.[6]

Allah telah menciptakan alam semesta ini dengan segala kebesarannya, yang menguasai alam ini, mengaturnya dengan perintahNya, mengendalikan dengan kekuasaanNya. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat dalam putaran yang abadi ini. Yaitu putaran malam mengikuti siang dalam peredaran planet ini. Dia menciptakan matahari, bulan, dan bintang, yang semuanya tunduk kepada perintahNya.[7]

Ayat 55 : Ayat ini mencakup syarat dan adab berdo’a kepada Allah yaitu , khusyu’ dan ikhlas bermohon kepada Allah dengan suara yang tidak keras, sehingga memekakkan telinga, serta tidak pula bertele-tele sehingga terasa dibuat-buat. Kata ( يُحِبُّ ) tentu saja tidak dapat dipahami dalam arti cinta/suka dalam pengertian manusiawi, karena cinta atau suka bagi manusia adalah kecenderungan hati kepada sesuatu. Yang dimaksud disini, adalah dampak dari cinta/suka itu. Suka tidak akan dapat terwujud kecuali kalau ada sifat yang memuaskan pecinta pada yang dicintai, dan pada gilirannya mengantar yang mencintai untuk menganugerahkan kepada kekasihnya apa yang diharapkan oleh sang kekasih. Nah inilah yang dimaksud dengan cinta Allah kepada hamba-hambanya, ketiadaan cintaNya adalah tidak tercurahnya rahmat dan kebajikanNya kepada siapa yang tidak dia cintai.[8]

Ayat 56 : Setelah pembicaraan sampai ke bagian ini dan perasaan manusia telah terusik oleh pemandangan alam yang hidup yang selama ini dilaluinya dengan kebodohan dan kelalaian, maka kini telah Nampak olehnya ketundukan semua makhluk yang besar ini dan ubudiahnya kepoada kekuasaan Sang Maha Pencipta beserta perintah-Nya. Kemudian diarahkanlah manusia kepada Tuhannya yang tidak ada Tuhan selain dia, supaya mereka berdo’a kepadaNya dengan merendahkan diri dan khusyu’, tunduk dan patuh kepadaNya, dan melaksanakan ubudiah hanya kepadaNya. Juga tidak menentang kekuasaanNya dan tidak membuat kerusakan di muka bumi dengan meninggalkan syariatNya dan mengikuti hawa nafsunya sendiri, sesudah Allah memperbaikinya dengan manhaj-Nya.[9]

Ayat 57 : Ini adalah atsar atsar rububiyah dialam semesta, atsar (bekas) perbuatan, kekuasaan, dan pengaturan. Semua adalah ciptaan Allah, yang tidak layak ada Tuhan lagi bagi manusia selain Dia. Dia adalah Maha Pencipta dan Pemberi rezeki dengan sebab-sebab yang diberikan sebagai rahmat kepada hamba-hambaNya. Angin yang membawa awan juga berjalan sesuai dengan hukum Allah pada alam semesta, tetapi ia berjalan sesuai dengan hukum yang khusus. Kemuadian Allah menghalau awan dengan kadar tertentu ke daerah yang mati, padang atau tanah tandus. Kemudian Dia menurunkan air dari awan itu dengan kadar tertentu pula. Setelah itu mengeluarkan bermacam-macam buah-buahan dengan kadar tertentu yang semua itu terjadi sesuai dengan undang-undang yang diciptakan Allah dan sesuai dengan tabiat alam serta tabiat kehidupan.

Ayat 58 : Hati yang baik di dalam Al-Qur’anul karim dan Hadis Rasululllah diserupakan dengan negeri yang baik dan tanah yang subur. Hati yang buruk diserupakan dengan negeri yang buruk dan tanah yang tandus. Keduanya, hati dan tanah merupakan tempat tumbuhnya tanamandan penghasil buah. Hati menumbuhkan niat dan perasaan, kesan dsn tanggapan, arah daan tekad. Sesudah itu menimbulkan perbuatan dan bekas dalam kehidupan nyata. Tanah juga menumbuhkan tanaman-tanaman yang menghasilkan buah-buahan yang bermacam-macam rasa, warna dan jenisnya.

Pada ayat terakhir yaitu tentang rasa syukur. Syukur ini hanya tumbuh dari hati yang baik, dan menunjukkan respons dan kesan yang baik. Orang-orang yang bersyukur yang menerima dan menyambut pengulangan pemaparan tanda-tanda kekuasaan Allah itu, maka merekalah yang dapat mengambil manfaatnya, menjadi baik karenanya, dan melakukan perbaikan dengannya. Syukur ini merupakan kelaziman surah ini yang disebutkan secara berulang-ulang seakan-akan pengulangan ini sebagai peringatan.[10]

C.    Munasabah :

Ayat 54 : Pada ayat-ayat yang lalu Allah menggambarkan keadaan orang-orang kafir di akhirat dan penyesalan mereka karena telah mengikuti anjuran pemimpin-pemimpin dan setan-setan, sedangkan Rasul-rasul Allah telah dating dan mengajak meteka agar menganut agama tauhid. Maka pada ayat berikut Allah menjelaskan bahwa Dia adalah Pencipta langit dan bumi dan bagaimana besarnya kekuasaan-Nya dan bagaimana hebat dan rapi ciptaan-Nya, untuk menjadi bukti bagi manusia bahwa Dia sajalah Tuhan yang berhak disembah dan dipanjatkan do’a kepada-Nya.

Ayat 55-56 : Pada ayat yang lalu diterangkan tentang Tauhid Rububiyyah yaitu keyakinan tentang keesaan Allah dan Allah adalah pencipta dan pemelihara alam semesta, maka pada ayat-ayat ini diterangkan tentang Tauhid Uluhiyah yang hanya kepada Allah-lah manusia menyembah dan memohon pertolongan, dan Allah adalah tempat pengabdian dalam beribadah. Berdo’a adalah kunci ibadah. Maka berdo’a itu hanya langsung kepada Allah semata.

Ayat 57-58 : Pada ayat yang lalu diterangkan bahwa Allah adalah pencipta alam semesta dan pengatur semua urusan-Nya, tiada sekutu bagi-Nya dalam semua penciptaan dan pengurusan tersebut. Karena itu Allah memerintahkan kepada hambanya agar selalu beribadah dan berdo’a kepada-Nya, jangan mempersekutukan-Nya dengan suatu apapun. Pada ayat ini dijelaskan berbagai macam nikmat dan karunia kepada hamba-Nya, diantaranya mengirim angin yang menghalau awan yang mengandung hujan ketempat yang kering sehingga tempat itu menjadi subur dan menghasilkan berbagai macam buah-buahan, biji-bijian dan sebagainya yang amat diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia dan binatang-binatang. Kemudian Allah menjadikan hal itu sebagai perumpamaan bagi hari kebangkitan, ketika manusia dihidupkan kembali sesudah mati.[11]



[1]Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah, Tafsir Al-Azhar juz VIII, (Jakarta: Pustaka Panjimas), 357.
[2]QS. Al-Hajj ayat 47.
[3]QS. Yasin ayat 82.
[4]QS. Al-Qamar ayat 50.
[5]M. Quraish Shihab, Tafsir AL-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati), 118-119.
[6]Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya ,(Jakarta: Widya Cahaya 2011), 357.
[7]Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, (Jakarta: Gema Insani 2002), 324.
[8]M.Quraish Shihab, Tafsir AL-MISHBAH.., 122-123.
[9]Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an.., 325.
[10]Ibid., 326-328.
[11]Kementrian Agama RI, Al-Qur;an dan Tafsirnya.., 356-367.

Rabu, 02 November 2016

rumusan microsof bagi pemula


RUMUS EXCEL



1. SUM
Rumus SUM ini paling sering di gunakan, fungsi utamanya adalah untuk penjumlahan /menjumlahkan. Misal :
=SUM(E13:H13) artinya menjumlahkan data di kolom E13 sampai H13
2. AVERAGE
Fungsi untuk mengambil nilai rata-rata suatu variable, misal :
= AVERAGE(E13:H13) artinya menngambil nilai rata-rata dari E13 sampai H13
3. MIN
Berfungsi untuk mengambil nilai terkecil dari suatu criteria data dalam excel. misal kita mau mencari nilai terendah dari total nilai siswa, maka rumus yang digunakan =MIN(E13:H13)

4. MAX

Berfungsi untuk mengambil nilai terbesar/tertinggi dari suatu criteria data excel. misal kita mau mencari nilai terbesar/tertinggi dari total nilai siswa, maka rumus yang digunakan =MAX(E13:H13)
5. KETUNTASAN BELAJAR
Berfungsi untuk mengambil nilai terbesar/tertinggi dari suatu criteria data excel. misal kita mau mencari nilai terbesar/tertinggi dari total nilai siswa, maka rumus yang digunakan =IF(K13<75,"R","L")
6. PERINGKAT
Berfungsi untuk mengambil nilai terbesar/tertinggi dari suatu criteria data excel. misal kita mau mencari nilai terbesar/tertinggi dari total nilai siswa, maka rumus yang digunakan ==RANK(K13:K20,$K$13:$K$20